Kota Kediri (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦏꦝꦶꦫꦶ Pegon: كاڎيري, translit. Kadhiri) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 130 km sebelah Barat Daya Kota Surabaya dan merupakan kota terbesar ketiga di provinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan Kota Malang menurut jumlah penduduk. Kota Kediri merupakan kota tertua yang ada di Jawa Timur. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kediri. Kota Kediri terbelah oleh Sungai Brantas yang membujur dari Selatan ke Utara sepanjang 7 kilometer. Penduduk kota ini berjumlah 292.363 jiwa, berdasarkan data registrasi Kementerian Dalam Negeri untuk kota Kediri tahun 2021.[5]
Kediri dikenal merupakan pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok terbesar di Indonesia.[6] Di kota ini juga, pabrik rokok kretek Gudang Garam berdiri dan berkembang. Pada tahun 2010, Kediri dinobatkan sebagai peringkat pertama Indonesia yaitu Most Recommended City for Investment[7] berdasarkan survei oleh SWA yang dibantu oleh Business Digest, unit bisnis riset grup SWA.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Artefak arkeologi yang ditemukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa daerah sekitar Kediri menjadi lokasi kerajaan Kediri, sebuah kerajaan Hindu pada abad ke-11.[8]
Menurut Serat Calon Arang, awal mula Kediri sebagai permukiman perkotaan dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari Kahuripan ke Dahanapura. Dahanapura ("Kota Api") selanjutnya lebih dikenal sebagai Daha. Sepeninggal Airlangga, wilayah Medang dibagi menjadi dua: Panjalu di barat dan Janggala di timur. Daha menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan Kahuripan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala. Panjalu oleh penulis-penulis periode belakangan juga disebut sebagai Kerajaan Kadiri/Kediri, dengan wilayah kira-kira Kabupaten Kediri sampai Kabupaten Madiun sekarang.
Semenjak Kerajaan Tumapel (Singasari) menguat, ibukota Daha diserang dan kota ini menjadi kedudukan raja vazal, yang terus berlanjut hingga Majapahit, Demak, dan Mataram.
Kediri jatuh ke tangan VOC sebagai konsekuensi Geger Pecinan. Jawa Timur pada saat itu dikuasai Cakraningrat IV, adipati Madura yang memihak VOC dan menginginkan bebasnya Madura dari Kasunanan Kartasura. Karena Cakraningrat IV keinginannya ditolak oleh VOC, ia memberontak. Pemberontakannya ini dikalahkan VOC, dibantu Pakubuwana II, sunan Kartasura. Sebagai pembayaran, Kediri menjadi bagian yang dikuasai VOC. Kekuasaan Belanda atas Kediri terus berlangsung sampai Perang Kemerdekaan Indonesia.
Perkembangan Kota Kediri menjadi swapraja dimulai ketika diresmikannya Gemeente Kediri pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan Staasblad (Lembaran Negara) no. 148 tertanggal 1 Maret 1906.[9] Gemeente ini menjadi tempat kedudukan Residen Kediri dengan sifat pemerintahan otonom terbatas dan mempunyai Gemeente Raad ("Dewan Kota"/DPRD) sebanyak 13 orang, yang terdiri dari delapan orang golongan Eropa dan yang disamakan (Europeanen), empat orang Pribumi (Inlanders) dan satu orang Bangsa Timur Asing. Sebagai tambahan, berdasarkan Staasblad No. 173 tertanggal 13 Maret 1906 ditetapkan anggaran keuangan sebesar f. 15.240 dalam satu tahun. Baru sejak tanggal 1 November 1928 berdasarkan Stbl No. 498 tanggal 1 Januari 1928, Kota Kediri menjadi "Zelfstanding Gemeenteschap" ("kota swapraja" dengan menjadi otonomi penuh).
Kediri pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 menjadi salah satu titik rute gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman. Kediri juga mencatat sejarah yang kelam juga ketika era Pemberontakan G30S PKI karena banyak penduduk Kediri yang ikut menjadi korbannya.
Geografi[sunting | sunting sumber]
Luas wilayah Kota Kediri adalah 63,40 km² atau (6.340 ha) dan merupakan kota sedang di Provinsi Jawa Timur. Terletak di daerah yang dilalui Sungai Brantas dan di antara sebuah lembah di kaki gunung berapi, Gunung Wilis dengan tinggi 2552 meter. Kota ini berjarak ±130 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur terletak antara 07°45'-07°55'LS dan 111°05'-112°3' BT.[10] Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 meter di atas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%
Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh Sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kecamatan Kediri dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kecamatan Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).
Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]
Seluruh wilayah kota Kediri berbatasan dengan Kabupaten Kediri, dengan batas wilayah sebagai berikut:[1]
- Sebelah Utara: Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri
- Sebelah Selatan: Kecamatan Kandat, Kecamatan Ngadiluwih, dan Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri
- Sebelah Timur: Kecamatan Ngasem, Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri
- Sebelah Barat: Kecamatan Banyakan dan Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri
Iklim[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, wilayah Kota Kediri beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau di kota ini berlangsung sejak awal bulan Mei hingga awal bulan November dengan bulan terkering adalah Agustus. Sementara itu, musim hujan di wilayah Kediri berlangsung pada pertengahan November hingga akhir April dengan bulan terbasah adalah Januari dengan curah hujan bulanan lebih dari 325 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kota Kediri berkisar antara 1.500–2.00 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar pada 80–130 hari hujan per tahun. Suhu udara di kota ini bervariasi antara 19°-32 °C dengan tingkat kelembapan relatif berkisar antara 67%–84%.
| sembunyiData iklim Kota Kediri, Jawa Timur, Indonesia | |||||||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
| Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.5 (85.1) | 29.6 (85.3) | 29.9 (85.8) | 30.5 (86.9) | 30.7 (87.3) | 30.8 (87.4) | 30.7 (87.3) | 31.4 (88.5) | 32.2 (90) | 32.3 (90.1) | 31.4 (88.5) | 30.2 (86.4) | 30.77 (87.38) |
| Rata-rata harian °C (°F) | 25.5 (77.9) | 25.6 (78.1) | 25.7 (78.3) | 26 (79) | 25.9 (78.6) | 25.5 (77.9) | 25 (77) | 25.4 (77.7) | 26.2 (79.2) | 26.6 (79.9) | 26.4 (79.5) | 25.8 (78.4) | 25.8 (78.46) |
| Rata-rata terendah °C (°F) | 21.5 (70.7) | 21.6 (70.9) | 21.6 (70.9) | 21.6 (70.9) | 21.1 (70) | 20.2 (68.4) | 19.4 (66.9) | 19.5 (67.1) | 20.2 (68.4) | 21 (70) | 21.4 (70.5) | 21.5 (70.7) | 20.88 (69.62) |
| Presipitasi mm (inci) | 328.3 (12.925) | 322.5 (12.697) | 321 (12.64) | 198.7 (7.823) | 127.6 (5.024) | 38.4 (1.512) | 27.2 (1.071) | 16.9 (0.665) | 28.8 (1.134) | 74.1 (2.917) | 137.1 (5.398) | 262.3 (10.327) | 1.882,9 (74,133) |
| Rata-rata hari hujan | 17.8 | 17.4 | 15.8 | 10.6 | 7.3 | 5.9 | 2.5 | 1.6 | 2 | 3.4 | 6.7 | 14.5 | 105.5 |
| % kelembapan | 83.2 | 84.1 | 83.6 | 79.8 | 79.2 | 75.8 | 72.2 | 69.8 | 67.6 | 68.7 | 73.4 | 79.2 | 76.38 |
| Kemungkinan sinar matahari (persen) | 55.6 | 54.8 | 59.9 | 71.5 | 74.9 | 78.7 | 86.1 | 86.4 | 83.3 | 79.2 | 69.3 | 59.3 | 71.58 |
| Sumber #1: Climate-Data.org [11] | |||||||||||||
| Sumber #2: Weatherbase [12] | |||||||||||||
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Daftar Wail Kota[sunting | sunting sumber]
Berikut ini adalah Daftar Wali Kota Kediri dari masa ke masa.
| No. | Wali Kota | Awal menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Wakil Wali Kota | Ket. | ||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| 1 | Mr. L.K. Wennekendonk | 1929 | 1936 | 1 | ||||
| 2 | J.G. Ruesink | 1936 | 1940 | 2 | ||||
| 3 | M. Scheltema | 1940 | 1941 | 3 | ||||
| 4 | Dr. J.R. Lette | 1941 | 1942 | 4 | ||||
| 5 | R. Soeprapto | 1945 | 1950 | 5 | ||||
| 6 | R. Dwidjo Soemarto | 1950 | 1960 | 6 | ||||
| 7 | ||||||||
| 7 | R. Soedjono | 1960 | 1966 | 8 | ||||
| 8 | Hartojo | 1966 | 1968 | 9 | ||||
| 9 | Anwar Zainudin | 1968 | 1973 | 10 | ||||
| 10 | Drs. Soedarmanto | 1973 | 1978 | 11 | ||||
| 11 | Drs. Setijono | 1978 | 1989 | 11 | ||||
| 12 | ||||||||
| 12 | Drs. Wijoto | 1989 | 1999 | 13 | ||||
| 14 | ||||||||
| 13 | Drs. H. Achmad Maschut | 1999 | 2009 | 15 | ||||
| 16 | ||||||||
| 14 | Dr. Samsul Ashar Sp.PD | 2009 | 2014 | 17 | Abdullah Abu Bakar | |||
| 15 | Abdullah Abu Bakar S.E | 2014 | Petahana | 18 | Lilik Muhibbah | |||
Secara administrasi pemerintahan Kota Kediri dipimpin oleh seorang wali kota dan wakil wali kota yang dipilih langsung oleh rakyat Kediri dalam pemilihan wali kota Kediri setiap lima tahun sekali. Wali kota Kediri membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi kelurahan-kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota. Pemilihan wali kota dan wakil wali kota secara langsung pertama di kota Kediri pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008, setelah sebelumnya wali kota dan wakilnya dipilih oleh anggota DPRD kota. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri saat ini adalah Abdullah Abu Bakar dan Lilik Muhibbah yang berasal dari Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia.
Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Kediri dalam dua periode terakhir.[13][14]
| Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |
|---|---|---|
| 2014-2019 | 2019-2024 | |
| PKB | 4 | |
| Gerindra | 3 | |
| PDI-P | 4 | |
| Golkar | 3 | |
| NasDem | 1 | |
| PKS | 3 | |
| PPP | 2 | |
| PAN | 6 | |
| Hanura | 2 | |
| Demokrat | 2 | |
| Jumlah Anggota | 30 | |
| Jumlah Partai | 10 | |
Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Kota Kediri terdiri dari 3 kecamatan dan 46 kelurahan (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 287.528 jiwa dengan luas wilayah 63,40 km² dan sebaran penduduk 4.535 jiwa/km².[15][16]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Kediri, adalah sebagai berikut:
| Kode Kemendagri | Kecamatan | Jumlah Kelurahan | Daftar Kelurahan |
|---|---|---|---|
| 35.71.02 | Kediri | 17 | |
| 35.71.01 | Mojoroto | 14 | |
| 35.71.03 | Pesantren | 15 | |
| TOTAL | 46 |
Demografi[sunting | sunting sumber]
Menurut catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri, jumlah penduduk Kota Kediri pada tahun 2021 sebanyak 292.363 jiwa.[5] Kepadatan penduduk Kota Kediri adalah sebesar 4.611 jiwa/km².
Menjadi situs sebuah ibukota kuno bagi kerajaan Jawa, kota ini merupakan salah satu pusat kebudayaan utama bagi suku Jawa dan di kota ini juga berisi beberapa reruntuhan kuno dan candi era Kerajaan Kediri dan Kerajaan Majapahit.
Suku bangsa[sunting | sunting sumber]
Mayoritas penduduk Kota Kediri adalah suku Jawa, diikuti dengan Tionghoa, Batak, Manado, Ambon, Madura, Sunda, Arab, dan berbagai perantau di luar suku Jawa lainnya yang tinggal dan menetap di kota ini.
Agama[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan data BPS Kota Kediri, penduduk kota Kediri mayoritas beragama Islam yakni 91.47%, diikuti dengan Kristen 8.05% (Protestan 5.70%, dan Katolik 2.35%), Buddha 0.40%, Hindu 0.07% dan Konghucu 0.01%.[2]
Banyak tempat ibadah seperti Masjid, Klenteng, Pura, Gereja dan lainnya telah berdiri ratusan tahun seperti bangunan Gereja GPIB Kediri peninggalan masa kolonial Belanda dan Klenteng Tjio Hwie Kiong. Toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kediri terjalin dengan baik.
Bahasa[sunting | sunting sumber]
Bahasa Indonesia menjadi bahasa formal di masyarakat Kota Kediri, sedangkan Bahasa Jawa menjadi yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan keluarga, tetangga, teman, atau orang-orang sesama penutur bahasa Jawa lainnya. Berbeda dengan bahasa Jawa Dialek Surabaya dan Dialek Malang yang memiliki dialek dan gaya bahasa Jawa yang blak-blakan dan egaliter, bahasa Jawa mayoritas masyarakat Kediri dan wilayah Mataraman Jawa Timur lainnya cenderung halus dari segi pemakaian kata dan penuturan.
Ekonomi[sunting | sunting sumber]
Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek, yaitu pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga. Pusat perbelanjaan dari pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern sudah beroperasi di kota ini.
Industri rokok Gudang Garam yang berada di kota ini, menjadi penopang mayoritas perekonomian warga Kediri, yang sekaligus merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Sekitar 16.000 warga kediri menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini[butuh rujukan]. Gudang Garam menyumbangkan pajak dan cukai yang relatif besar kepada pemerintah kota.
Di bidang pariwisata, kota ini mempunyai beragam tempat wisata, seperti Kolam Renang Pagora, Water Park Tirtayasa, Dermaga Jayabaya, Goa Selomangleng, dan Taman Sekartaji. Di area sepanjang Jalan Dhoho menjadi pusat pertokoan terpadat di Kediri. Beberapa sudut kota juga terdapat minimarket, cafe, resort, hiburan malam dan banyak tempat lain yang menjadi penopang ekonomi sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kota Kediri menerima penghargaan sebagai kota yang paling kondusif untuk berinvestasi dari sebuah ajang yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat dan kualitas otonomi.[butuh rujukan] Kediri menjadi rujukan para investor yang ingin menanamkan modalnya di kota ini. Beberapa perguruan tinggi swasta, pondok pesantren, dan lain sebagainya juga memberi dampak ke sektor perekonomian kota ini. Pondok pesantren besar yang ada di Kota Kediri di antaranya adalah Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Wali Barokah.
Pariwisata[sunting | sunting sumber]
Meliputi Wisata Rekreasi, Kuliner, Alam dan Religi, yaitu:
Wisata Alam[sunting | sunting sumber]
- Gua Selomangleng, di Kelurahan Pojok
Wisata Sejarah[sunting | sunting sumber]
- Candi Setono Gedong.
- Candi Siti Inggil (rusak parah)
- Museum Airlangga, di Kelurahan Pojok
- Candi Klotok, kelurahan Pojok
- Goa Selomangleng, Selobale & padedehan di Gunung Klotok
- Museum Fotografi Kediri
- Klenteng Tjio Hwie Kiong
- Gereja Merah GPIB Kediri, bangunan khas era kolonial
- Jembatan Lama
- Monumen Kediri Syu
Wisata Keluarga[sunting | sunting sumber]
- Waterpark Selomangleng, di Kelurahan Pojok
- Kolam Renang Pagora
- Kolam Renang Tirtoyoso
- Alun-Alun Kota Kediri
- Taman Sekartaji
- Taman Brantas
- Taman Ngronggo
- Hutan Joyoboyo
Wisata Religi[sunting | sunting sumber]
- Masjid Banjar Mlati, Masjid Tertua di Kota Kediri
- Masjid Auliyya Setono Gedong
- Masjid Agung Kota Kediri
- Makam Kuno Mbah Wassil
Wisata Kuliner[sunting | sunting sumber]
- Wisata Kuliner Soto Kediri Bok Ijo di Terminal Tamanan
- Pusat Tahu Takwa dan Gethuk Gedang di Jalan Pattimura dan Jalan Yos Sudarso
- Kuliner Pecel di Jalan Dhoho
- Kuliner Jagung Bakar di Bundaran Sekartaji
Pusat Perbelanjaan[sunting | sunting sumber]
Pusat perbelanjaan, Mall & Pasar di area Kediri
- Kediri Town Square [17] (Jl. Hasanuddin)
- Kediri Mall [18] (Jl. Hayam Wuruk)
- Ramayana [19] (Jl. Panglima Sudirman)
- Golden Swalayan & Golden Theatre (Jl. Hayam Wuruk)
- Dhoho Plaza (Jl. Panglima Sudirman)
- Dhoho Square (Jl. Brigjend Katamso)
- Hayam Wuruk Trade Center (Jl. Hayam Wuruk)
- UFO Mall Elektronik (Jl. Joyoboyo)
- Anfia Komputama (Jl. Sersan Bahrun)
- AJBS Swalayan (Jl. Kilisuci)
- Jayabaya Trade Center (Jl. Jayabaya)
- Mojoroto Indah Trade Center (Jl. Kawi)
- Borobudur Swalayan dan Toserba (Jl. Dhoho)
- Kris Galeri Trade Center (Jl. Brawijaya)
- Plaza Kediri Swalayan (Jl. Yos Sudarso)
- Komplek Ruko Stadion Brawijaya (Jl. Ahmad Yani)
- Pasar Pahing (Jl. Letjend. Mt. Haryono)
- Pasar Setono Betek (Jl. Pattimura)
- Pasar Bandar (Jl. KH Wachid Hasyim)
- Pasar Raya Sriratu (Jl. Patiunus)
Media Massa[sunting | sunting sumber]
Televisi[sunting | sunting sumber]
Televisi terestrial[sunting | sunting sumber]
Analog[sunting | sunting sumber]
Stasiun analog (PAL) beroperasi hingga 1 November 2022.[20]
| Kanal UHF | Frekuensi (MHz) | Nama | Nama Perusahaan | Jaringan | Pemilik |
|---|---|---|---|---|---|
| 22 | 479,25 | Trans TV Kediri | PT Trans TV Cirebon Kediri | Trans TV | Trans Media |
| 23 | 487,25 | DhohoTV | PT Dhoho Media Televisi | Independen | |
| 25 | 503,25 | Kilisuci TV | PT Kediri Global Mediatama | Independen | |
| 27 | 519,25 | NET. | PT Televisi Anak Kediri | NET. | Net Visi Media |
| 31 | 551,25 | JTV Kediri | PT Jaya Kediri Televisi | JPM | Jawa Pos Group |
| 35 | 583,25 | Madu TV | PT Ma'dinul 'Ulum Media Televisi Ummat | Independen | Pondok Pesantren Ma'dinul 'Ulum Tulungagung |
| 37 | 599,25 | ABTV | PT Astro Blitar Televisi | Independen | |
| 45 | 663,25 | Kompas TV Kediri | PT Balakosa Media Digital | Kompas TV | KG Media |
| 51 | 711,25 | Indosiar Kediri | PT Indosiar Surabaya Televisi | Indosiar | Surya Citra Media |
| 52 | 719,25 | tvOne Kediri | PT Lativi Media Karya Garut dan Kediri | tvOne | Visi Media Asia |
| 53 | 727,25 | SCTV Kediri | PT Elang Citra Perkasa | SCTV | Surya Citra Media |
| 54 | 735,25 | MetroTV Kediri | PT Media Televisi Lestari Lima | MetroTV | Media Group |
| 55 | 743,25 | antv Kediri | PT Cakrawala Andalas Televisi Surabaya dan Samarinda | antv | Visi Media Asia |
| 56 | 751,25 | Trans7 Kediri | PT Trans7 Cirebon Kediri | Trans7 | Trans Media |
| 57 | 759,25 | RCTI Network Jawa Timur | PT RCTI Tiga | RCTI | Media Nusantara Citra |
| 59 | 775,25 | MNCTV Jawa Timur | PT TPI Tiga | MNCTV | |
| 62 | 799,25 | iNews Kediri | PT Televisi Elang Medika Internasional | iNews | Media Nusantara Citra |
Digital (DVB-T2)[sunting | sunting sumber]
Meliputi Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Tulungagung.
| Kanal (UHF) | Frekuensi (MHz) | Nama | Nama Perusahaan | Jaringan | Pemilik |
|---|---|---|---|---|---|
| 39 | 618 | TVRI Nasional | LPP TVRI Stasiun Jawa Timur | - | LPP Televisi Republik Indonesia |
| TVRI Jawa Timur | TVRI | ||||
| TVRI Kanal 3/TVRI World | - | ||||
| TVRI Sport HD | |||||
| 47 | 682 | Metro TV Kediri | PT Media Televisi Lestari Lima | MetroTV | Media Group |
| Magna Channel | Magna Channel | ||||
| BNTV | BNTV | ||||
| BBS TV Kediri | PT Bama Media Wilis | BBS TV | BBS Group | ||
| Madu TV | PT Madinul Ulum Media Televisi Ummat | Independen | Pondok Pesantren Ma'dinul Ulum Tulungagung | ||
| 48 | 690 | Trans TV Kediri | PT Trans TV Cirebon Kediri | Trans TV | Trans Media |
| Trans7 Kediri | PT Trans7 Cirebon Kediri | Trans 7 | |||
| CNN Indonesia | CNN Indonesia | ||||
| CNBC Indonesia | CNBC Indonesia | ||||
| Kompas TV Kediri | PT Balakosa Media Digital | Kompas TV | KG Media |
Televisi berlangganan[sunting | sunting sumber]
Media cetak[sunting | sunting sumber]
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Di bidang pendidikan, kota ini memiliki puluhan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta, ada tiga sekolah yang kemudian masuk kedalam segitiga emas pendidikan Kota Kediri (sekolah bergengsi) yaitu SMA Negeri 2 Kediri, SMA Negeri 1 Kediri dan SMA Negeri 7 Kediri. Kemudian diikuti oleh Sekolah Menengah Atas lainnya seperti SMA Negeri 3 Kediri, SMA Negeri 8 Kediri, SMA Negeri 6 Kediri. Dan Sekolah Menengah Atas swasta seperti SMA Katolik Santo Augustinus Kediri, SMA Kristen Petra Kediri. Juga berdiri beberapa Perguruan Tinggi lokal, Madrasah, hingga Pondok Pesantren. Dalam tahap wacana, akan dibangun Universitas Brawijaya Kampus IV di lahan seluas 23 ha di Mrican, Kota Kediri.[21] Pembangunan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lain yang sedang berlangsung adalah pembangunan Politeknik Negeri Kediri. Universitas Brawijaya Kampus Kediri telah membuka pendaftaran mahasiswa baru sejak tahun 2011 dan sejak tahun itu pula perkuliahan sudah dilaksanakman.
Sekolah Menengah Atas[sunting | sunting sumber]
- SMA Negeri 1 Kediri
- SMA Negeri 2 Kediri
- SMA Negeri 3 Kediri
- SMA Negeri 4 Kediri
- SMA Negeri 5 Kediri
- SMA Negeri 6 Kediri
- SMA Negeri 7 Kediri
- SMA Negeri 8 Kediri
- Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Kediri (dahulu MAN 2 KEDIRI)
- Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Kediri (dahulu MAN 3 KEDIRI)
- SMA Katolik St. Agustinus
- SMA Kristen Petra
- SMA Pawyatan Daha
- SMA Sultan Agung
- SMALB-B Putra asih
- SMALB-C Bakti Pemuda
- SMALB-C Putra Asih
- SMA Kartanegara
- SMA Ma'arif
- SMA Islam YPA Kediri
- SMA Wahidiyah Kediri
- SMA Al Anwar
- SMA Ar-Risalah
- SMA Brawijaya
- Madrasah Aliyah Al-Huda kediri
- Madrasah Aliyah HM Tri Bakti
- Madrasah Aliyah Nurul Ula
Sekolah Menengah Kejuruan[sunting | sunting sumber]
- SMK (STM) Negeri 1 Kediri
- SMK (SMEA) Negeri 2 Kediri
- SMK (SMKK) Negeri 3 Kediri
- SMK (STM) PGRI 1 Kediri
- SMK (SMEA) PGRI 2 Kediri
- SMK (SMEA) PGRI 3 Kediri
- SMK (STM) PGRI 4 Kediri
- SMK (SMEA) Pawyatan Daha I Kediri
- SMK (SMEA) Pawyatan Daha 2 Kediri
- SMK (SMKK) Dharma Wanita Kota Kediri
- SMK (STM) Al-Huda
- SMK (STM) Kartanegara
- SMK (SMEA) Brawijaya 1
- SMK (SMEA) Muhammadiyah 1
- SMK (STM) Muhammadiyah 2
- SMK (STM) Taman Siswa
- SMK Analis Kesehatan Bhakti Wiyata
- SMK Bhakti Wisata Kediri
- SMK Farmasi Bhakti Wiyata
- SMK Pengatur Rawat Gigi Bhakti Wiyata
- SMK Pelayaran Hang Tuah Kediri
- SMK TI Pelita Nusantara
Perguruan Tinggi[sunting | sunting sumber]
- Universitas Brawijaya Kampus III[22] (Kampus III)
- Universitas Wahidiyah [23]
- Poltekkes Kemenkes Malang (Prodi Kebidanan)
- Politeknik Negeri Kediri[24]
- Institut Agama Islam Negeri Kediri semula Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri[25] (STAIN) menjadi IAIN Kediri [26]
- Universitas Nusantara PGRI[27] (UNP) Kediri
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada Kediri (STRADA)
- Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata[28] (IIK)
- Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I)
- Universitas Kadiri (UNIK)[29]
- Universitas Islam Kadiri (UNISKA)[30]
- Universitas Islam Tribakti
- Universitas Terbuka[31]
- Akademi Kebidanan Medika Wiyata Kediri
- Akademi Kebidanan dan Keperawatan Pamenang Pare
- Politeknik Cahaya Surya
- Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Cahaya Surya
- LP3i college kediri
- Sekolah Tinggi Teknologi Cahaya Surya
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kediri
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Prima Visi
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wahidiyah
- Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Kediri
- Cahaya Art School Kediri - Pendidikan Seni Rupa Tradisional dan Modern
Pondok Pesantren[sunting | sunting sumber]
- Pondok Pesantren Lirboyo[32][1]
- Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah Lirboyo
- Pondok Pesantren Wali Barokah[33] (LDII)
- Pondok Pesantren Darul Ma'rifat Gontor 3
- Pondok Pesantren Kedunglo
- Pondok Pesantren Queen Al-Falah
- Pondok Pesantren Assaidiyyah
- Pondok Pesantren Al Ishlah
- Pondok Pesantren Nurul Huda
- Pondok Pesantren Nurul Amien
- Pondok Pesantren Salafiyyah
- Pondok Pesantren Darussalam
- Pondok Pesantren Al-Hikmah
- Pondok Pesantren Hidayatus Sholihin
- Pondok Pesantren Maunah Asri
- Pondok Pesantren As Salam
- Pondok Pesantren Al Fatih
- Pondok Pesantren Al Hidayah
- Pondok Pesantren Al Qur'an Amien
- Pondok Pesantren Putri Hidayat Mubtadi'aat
- Pondok Pesantren Tribakti Lirboyo
- Pondok Pesantren Al-Huda
Kesehatan[sunting | sunting sumber]
- RSUD Gambiran
- RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan
- RS Baptis Kediri
- RS Tk IV DKT Kediri
- RS Ratih Kota Kediri
- RS AURA SYIFA Kediri
- RS Nirmala
Olahraga[sunting | sunting sumber]
Kediri adalah kandang bagi klub sepak bola Persik Kediri yang bermain di Liga Super Indonesia. Tercatat telah memenangkan Piala Liga Indonesia IX & XII pada tahun 2003 & 2006. Stadion Brawijaya menjadi tempat Persik Kediri bertanding.
Kuliner Khas[sunting | sunting sumber]
Kota Kediri mendapat julukan Kota Tahu sebagai ciri khas oleh-oleh kuliner paling terkenal berupa Tahu Kuning yang biasa diburu oleh wisatawan saat berkunjung atau melewati Kota Kediri.[34] Juga ada Nasi Pecel Tumpang sebagai makanan khas daerah ini.[35]
Masakan[sunting | sunting sumber]
Kota Kediri memiliki beberapa masakan khas, yaitu:
- Soto Kediri
- Soto Tamanan
- Sate Bekicot
- Stik Tahu
- Tahu Takwa
- Sate Bekicot[36]
- Krengsengan Bekicot
- Nasi Goreng Arang
- Nasi Pecel Tumpang[35]
- Sate Emprit
Jajanan Pasar[sunting | sunting sumber]
Kota Kediri memiliki beberapa jajanan pasar khas, yaitu:
Oleh-Oleh[sunting | sunting sumber]
Kota Kediri memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:

0 comments: